Anda suka foto? atau seoarng Fotografer? Sebelumnya baca dahulu kisah inspiratif dari seorang Ibu Rusidah, Fotografer Tanpa Jari dari Purworejo.
Tekad dan semangatnya menjadi fotografer justru mendatangkan
dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Beberapa kali Rusidah menerima bantuan
peralatan fotografi dari pemerintah setempat. Kamera yang kini dipakai Rusidah adalah pemberian Pemerintah
Daerah Purworejo pada 1995. Berbekal bantuan stimulan itulah profesi Rusidah
sebagai fotografer dimulai. Sejak itu masyarakat tahu kiprahnya. Selain menerima panggilan untuk mengabadikan berbagai momen
penting seperti pernikahan dan acara-acara di lingkungan kantor pemerintahan,
Rusidah juga mengelola studio kecil, di
rumahnya di Desa Botorejo, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo – Jawa Tengah. Sejumlah pihak ternyata merasa puas dengan kinerja Rusidah.
Karenanya ia menjadi juru foto tetap tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) yang dipimpin istri Bupati Purworejo. Nama Rusidah memang mulai dikenal.
Rusidah bukan hanya lihai mengoperasikan kameranya. Ia juga
mampu melaksanakan berbagai tugas sehari-hari di rumah. Termasuk mempersiapkan
anak semata wayangnya Nugroho berangkat sekolah. Semangat Rusidah memang mengundang simpati. Beberapa kali
Rusidah menerima bantuan peralatan fotografi. Meski sempat terpinggirkan akibat
kemajuan teknologi fotografi yang demikian cepat, Rusidah mampu bangkit
kembali. “Saya tak pernah merasa putus asa,” katanya. Rusidah kini memang sangat menikmati pekerjaannya sebagai
juru foto. Salah satu acara yang biasa ditunggunya adalah hunting foto atau
berburu foto saat acara kirab di kampungnya.
Ingin punya studio
Langkah Rusidah tidak berhenti hanya menjadi fotografer
panggilan. "Dari dulu saya ini ingin punya studio foto di pinggir
jalan," ungkapnya. Selama ini, Rusidah menyulap rumah kontrakan sederhana
di Desa Boto Ndaleman, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah, menjadi studio
mini. Kini ia dan suaminya yang berdagang es krim itu, sedang membangun studio
foto di pinggir jalan. Alat perlengkapan studio sudah mulai terkumpul berkat
bantuan PT Datascrip yang adalah distributor kamera Canon di Indonesia. Anaknya
juga mulai belajar mengedit foto hasil karyanya. "Saya juga selalu
mendapat dukungan dari teman-teman fotografer, misalnya dikasih buku fotografi
atau cara bisnis fotografi," katanya. Rusidah idak pernah membeli kamera
sendiri, termasuk saat masuk era digital. Rusidah yang tahun lalu diundang Ani
Yudhoyono pada pembukaan pameran fotonya di Galeri Nasional, hanya membekali
dirinya dengan kamera yang diberikan opengagum yang bersimpati padanya.
"Cacat ini kan bukan penyakit, jadi bukan alasan kalau kita ingin
berkarya," ujar Rusidah. Beda dirinya dengan orang-orang yang lengkap
fisiknya adalah kalau orang normal mengerjakan sesuatu selama 1 menit, maka
penyandang cacat sepertinya menghabiskan waktu 5 menit. "Walau cacat
tetapi hati saya normal," katanya. Keinginan lain Rusidah selain memiliki
studio foto di pinggir jalan adalah memotret ke luar negeri.
Foto Aktifitas dan Video Bu Rosida
Jepret!! |
Smile, Ceezzz!! |
Senjata Bu Rusida Video |
Dari liputan diatas tak tanggung-tanggung, beliau dianugrahi
sebagai Incredible Indonesian woman dan banyak respon positif yang menyatakan
kalau beliau adalah sosok yang sangat inspiratif.
Semangat pantang menyerah rosidah memang tak tertaklukkan,
karena meski ia memiliki kekurangan yang mungkin kita semua tak sanggup
menanggungnya, ia masih bisa menjalankan kehidupan selayaknya orang normal
biasa, ia melakukan tugas rumah tangga, mengurus suami, anak, bahkan karier
fotografinya juga masih terus dijalani dengan semangat persistensi yang tinggi,
ia mengaku sangat menikmati pekerjaannya sebagai juru foto (fotografer). Salah
satu acara yang biasa ditunggunya adalah, sama seperti fotografer-fotografer
pada umumnya, yakni hunting foto saat acara kirab budaya di kampungnya.
Berikut hasil karya-karya Ibu Rosida JEPRET!!
0 komentar:
Posting Komentar