Kamis, Oktober 11

Ibu Rusidah, Fotografer Tanpa Jari



Anda suka foto? atau seoarng Fotografer? Sebelumnya baca dahulu kisah inspiratif dari seorang Ibu Rusidah, Fotografer Tanpa Jari dari Purworejo.

Rusidah, perempuan fotografer yang tuna daksa dari Purworejo. Foto oleh Nico Wijaya
Memotret tanpa jari, tak terbayangkan sebelumnya buat saya. Tapi ini sebuah kisah nyata yang dialami oleh Ibu Rusidah, perempuan fotografer, memotret dengan keterbatasan diri sebagai tuna daksa. Kenyataan memiliki tangan hanya selengan, tanpa kehadiran jari dan telapak di kedua tangan, tak menghalangi Rusidah menjadi fotografer profesional. Rusidah kehilangan kedua tangan ketika duduk di bangku sekolah dasar. Namun kata putus asa tidak pernah berada dalam kamusnya. Rusidah seolah tak ingin lagi bicara soal tangannya. Sekarang dia hanya berpikir bagaimana mengisi hidupnya ke depan. Setelah menamatkan sekolah menengah pertama (SMP), Rusidah yang lahir dari keluarga biasa masuk panti rehabilitasi penyandang cacat di Solo, Jawa Tengah. Meski tak dikaruniai kedua tangan, ia justru memilih menekuni fotografi sebagai profesinya. Namun, karena tidak lagi punya jari tangan, Rusidah terpaksa memodifikasi sendiri kameranya.


Tekad dan semangatnya menjadi fotografer justru mendatangkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Beberapa kali Rusidah menerima bantuan peralatan fotografi dari pemerintah setempat. Kamera yang kini dipakai Rusidah adalah pemberian Pemerintah Daerah Purworejo pada 1995. Berbekal bantuan stimulan itulah profesi Rusidah sebagai fotografer dimulai. Sejak itu masyarakat tahu kiprahnya. Selain menerima panggilan untuk mengabadikan berbagai momen penting seperti pernikahan dan acara-acara di lingkungan kantor pemerintahan, Rusidah juga mengelola  studio kecil, di rumahnya di Desa Botorejo, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo – Jawa Tengah. Sejumlah pihak ternyata merasa puas dengan kinerja Rusidah. Karenanya ia menjadi juru foto tetap tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang dipimpin istri Bupati Purworejo. Nama Rusidah memang mulai dikenal.

Rusidah bukan hanya lihai mengoperasikan kameranya. Ia juga mampu melaksanakan berbagai tugas sehari-hari di rumah. Termasuk mempersiapkan anak semata wayangnya Nugroho berangkat sekolah. Semangat Rusidah memang mengundang simpati. Beberapa kali Rusidah menerima bantuan peralatan fotografi. Meski sempat terpinggirkan akibat kemajuan teknologi fotografi yang demikian cepat, Rusidah mampu bangkit kembali. “Saya tak pernah merasa putus asa,” katanya. Rusidah kini memang sangat menikmati pekerjaannya sebagai juru foto. Salah satu acara yang biasa ditunggunya adalah hunting foto atau berburu foto saat acara kirab di kampungnya. 

Ingin punya studio
Langkah Rusidah tidak berhenti hanya menjadi fotografer panggilan. "Dari dulu saya ini ingin punya studio foto di pinggir jalan," ungkapnya. Selama ini, Rusidah menyulap rumah kontrakan sederhana di Desa Boto Ndaleman, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah, menjadi studio mini. Kini ia dan suaminya yang berdagang es krim itu, sedang membangun studio foto di pinggir jalan. Alat perlengkapan studio sudah mulai terkumpul berkat bantuan PT Datascrip yang adalah distributor kamera Canon di Indonesia. Anaknya juga mulai belajar mengedit foto hasil karyanya. "Saya juga selalu mendapat dukungan dari teman-teman fotografer, misalnya dikasih buku fotografi atau cara bisnis fotografi," katanya. Rusidah idak pernah membeli kamera sendiri, termasuk saat masuk era digital. Rusidah yang tahun lalu diundang Ani Yudhoyono pada pembukaan pameran fotonya di Galeri Nasional, hanya membekali dirinya dengan kamera yang diberikan opengagum yang bersimpati padanya. "Cacat ini kan bukan penyakit, jadi bukan alasan kalau kita ingin berkarya," ujar Rusidah. Beda dirinya dengan orang-orang yang lengkap fisiknya adalah kalau orang normal mengerjakan sesuatu selama 1 menit, maka penyandang cacat sepertinya menghabiskan waktu 5 menit. "Walau cacat tetapi hati saya normal," katanya. Keinginan lain Rusidah selain memiliki studio foto di pinggir jalan adalah memotret ke luar negeri.


Foto Aktifitas dan Video Bu Rosida

rosidah Ibu Rosidah, seorang fotografer tanpa jari
Jepret!!

141227055 jpg 164015 Ibu Rosidah, seorang fotografer tanpa jari
Smile, Ceezzz!!

141229231 jpg 164023 Ibu Rosidah, seorang fotografer tanpa jari
Senjata Bu Rusida

Video 

Dari liputan diatas tak tanggung-tanggung, beliau dianugrahi sebagai Incredible Indonesian woman dan banyak respon positif yang menyatakan kalau beliau adalah sosok yang sangat inspiratif.

Semangat pantang menyerah rosidah memang tak tertaklukkan, karena meski ia memiliki kekurangan yang mungkin kita semua tak sanggup menanggungnya, ia masih bisa menjalankan kehidupan selayaknya orang normal biasa, ia melakukan tugas rumah tangga, mengurus suami, anak, bahkan karier fotografinya juga masih terus dijalani dengan semangat persistensi yang tinggi, ia mengaku sangat menikmati pekerjaannya sebagai juru foto (fotografer). Salah satu acara yang biasa ditunggunya adalah, sama seperti fotografer-fotografer pada umumnya, yakni hunting foto saat acara kirab budaya di kampungnya.

Berikut hasil karya-karya Ibu Rosida JEPRET!!





0 komentar:

Posting Komentar